Selasa, 02 Agustus 2022

KISAH DARI SEBUAH MIMPI 7

KAU INGIN AKU MATI DAN AMBIL SUAMIKU

23. Kau ingin aku mati dan ambil suamiku

 

Masih bersama kisah-kisah mimpi ku ya guys… ! mimpi yang ini sangat menakutkan sekali, dari judulnya saja sudah takut banget. Nggak tau kenapa ya aku mimpi seperti ini, padahal  sebelumnya aku nggak ada pikiran apapun. Tahu-tahu aku mimpi seperti ini. Mimpinya itu bisa panjang kali lebar guys, dari awal cerita sampai akhir cerita. Kebayang nggak sih nyenyak banget tidur aku. berapa jam coba sampai bisa selesaikan satu cerita sampai tamat Haha… sudah nggak sabar ya..! yuk baca terus kisah aku…!

Dalam kisah ini aku dan keluarga aku, suami dan anak-anak aku baik-baik saja tidak ada masalah apa pun. Aku mempunyai dua anak yang masih kecil. Suatu hari aku pergi kerumah mertua aku bersama anak-anak ku ber tiga. Dan suami aku masih pergi bekerja belum pulang. Setelah sampai dirumah mertua aku, aku melihat mobil suami aku ada disana aku kira dia pergi bekerja tapi dia ada disini dirumah orang tuanya. Tapi aku berfikir, mungkin dia mampir dulu kali ya. Aku pun masuk dalam rumah bersama anak-anakku. Mereka berlari menuju kakek neneknya. Dan disana aku melihat ada tamu bapak ibu dan juga seorang perempuan yang duduk di ruang tamu.  Aku pikir memang tamu mertua aku. Aku langsung menyapa mereka dan pergi kebelakang. Dibelakang terlihat suami aku sedang berjalan dari kamar mandi. Dan dia seperti kaget melihat aku.  Aku pun bertanya pada suamiku.

“ Dari mana mas? udah balik kerja ? “ tanya ku

“ Eh.. kok ada disini..?” tanya suamiku seperti kaget

“ itu anak-anak ngajak main, eh ternyata kamu ada disini. Eh itu tamu nya bapak ibu siapa sih? Kok aku baru lihat.

“ … emmmm .. itu.. “suamiku seperti takut menjawabnya.

“ Siapa..? “ tanyaku penasaran. Akan tetapi suamiku tak menjawabnya. Tiba-tiba anak-anak memanggil ku. Dan kami pun duduk bersama diruang tamu itu. Mertua aku pun seperti kaget dan merasa tidak nyaman. Mereka pun juga tidak mengenalkan aku dengan tamu nya itu. Perasaan ku semakin nggak enak. Ada apa ini. Jantung aku yang tadinya biasa saja kini semakin berdetak tak karuan. Aku melihat perempuan itu dengan tatapan yang seperti aku merasa dia tidak suka dengan ku. Tak ada sedikitpun senyuman pada perempuan itu. Tapi aku berusaha tetap tersenyum pada mereka. Dan beberapa menit kemudian, bapak dan ibu itu bertanya pada mertua aku.

“ Anak-anak ini siapa?” tanya bpk ibu itu

“ emm .. ini, mereka ponakannya Adi..” jawab ibu mertua aku.

“ oh.. ponakan..” lucu-lucu ya..” ucap bapak ibu itu. Dan aku pun kaget mendengar mertuanya menyebut cucu-cucunya adalah ponakan dari anaknya. Aku menahan air mata dan pura-pura ada telvon dari orang tua aku.

“ hallo ibu.. bentar ya ada telvon. “ aku pun keluar rumah. Dan duduk didepan rumah.

Dan tiba-tiba suamiku datang menghampiri aku.

“ Syank…. Maafkan aku.” Ucap suamiku dengan ragu-ragu

“ oh jadi aku dan anak-anak aku dianggap orang lain disini, apa sih maksudnya, dan kamu juga diam saja?” aku pun tetap menahan air mata

“ Aku….” Suamiku bingung untuk menjawabnya

“ Oh … aku tau sekarang, ya udah nggak apa-apa, aku juga bisa kok ekting. Aku mau ajak anak-anak pulang.” Jawabku dengan bergegas pulang.

“ anak-anak yuk kita pulang nenek sudah menunggu.. bpk ibu kami pamit pulang dulu ya, maaf belum sempat kenalan dan ngobrol, buru-buru soalnya, pak dhe bu dhe kami pulang dulu ya,.” Ucap ku dengan sandiwara yang mungkin mereka inginkan saat itu. Anak-anakpun belum begitu faham saat itu karna masih terlalu kecil.

Beberapa hari kemudian…

Suamiku selalu pulang larut malam. Aku pun nggak pernah menanyakan kenapa. Semenjak kejadian waktu dirumah mertua itu aku mulai tidak nyaman dengan melihat suamiku, dia selalu melihatku dengan penuh kasihan, tapi aku sudah tak peduli, entah kenapa. Rasanya ingin menangis. Dan tak bisa berkata apa pun. Mulut ini seperti terkunci, hingga suatu hari aku bertanya pada suamiku, kenapa semua berubah dan kenapa semua harus terjadi, apa masalahnya.

“ Aku mau tanya sekali ini saja, sebenarnya apa yang terjadi, kenapa sekarang sering pulang malam terus. Dan kenapa orang tua mu tidak mengakui ku dan anak-anak sebagai menantu dan cucunya, kenapa mereka bilang seperti itu pada bapak ibu dan perempuan yang ada dirumah orang tua mu waktu itu. Kenapa ? jawab?”

“ ….emm…itu karna…..” suamiku pun bingung untuk menjawab.

“. Jawab nggak.. kenapa…? Jawaaab aku mohon..! kenapa diam… jawab, “ aku pun teriak karena suamiku tidak mau menjawabnya

“ karna aku mau menikah dengan perempuan itu..” suamiku pun akhirnya menjawab.

“ ……..” aku pun terdiam dengan jawaban suamiku. Dan tak bisa berkata apa-apa.

“ Aku… aku minta maaf, aku nggak bisa menolaknya, orang tua aku yang minta. Ceritanya panjang…” jawab suamiku.

“ kenapa..? kenapa bisa… anak-anak gimana, mereka masih kecil belum tau apa-apa. Kamu tega ya, ayah macam apa kamu.?” Aku pun marah dan masih nggak percaya dengan semua itu.

“ Anak-anak sama aku.” Jawab suamiku singkat

“………………” aku pun terdiam

 

*****

Beberapa minggu kemudian….

Suatu pagi aku bangun dari tidurku yang terlihat aku sudah sendiri disitu, terdengar suara ramai diluar kamarku. Aku keluar kamar dan ternyata anak-anak masih berada didalam rumah dan bermain bersama ibuku. Ibu ku melihat ku dengan penuh kasihan. Aku pun berusaha menahan air mata ini terjatuh. Aku tidak mau anak-anak aku tahu dan aku harus bisa itu. Aku pun bertanya pada ibuku.

“ Ada apa ibu..?” tanyaku pada ibuku

“ ……………..” ibuku pun terdiam tidak menjawab

“ ibu, ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?” Aku bertanya lagi pada ibuku, dan akhirnya ibuku menjawab.

“ kamu lihat ada apa di meja itu, tadi ada seseorang kesini memberikan itu untuk mu.” Jawab ibuku terasa berat. Aku pun mendatangi dan mengambil yang ada di meja dan melihatnya. Ternyata itu adalah sebuah undangan pernikahan suamiku dan perempuan itu.

“ Oh… perempuan itu namanya Anez. Aku harus bisa menahan air mata jangan sampai tau anak-anak. aku kasihan sama mereka.” Aku pun memanggil ibuku.

“ibuk… ibuk… jadi ini alasan nya buk. Tapi anak-anak gimana buk, anak-anak mau dibawa ayahnya. Aku nggak pantas ya buk jadi ibu mereka? Iya buk?” aku pun bertanya pada ibuku sambil menahan air mata.

“…………………….” Ibuku pun tidak bisa menjawabnya.

 

Sampai hari H pernikahan suamiku dan perempuan itu. Aku nekat datang mengantar anak-anak pada ayahnya. Aku pun sudah nggak bisa apa-apa lagi, sudah keinginan mereka untuk seperti itu, mertua saja sudah nggak mau mengakui ku sebagai menantunya, jadi buat apa dipertahankan. Tapi aku masih istri sahnya Adi dan belum ada kata pisah. Aku hanya diam dan diam. Terserah mau dia apa. Tapi aku harus bisa pertahankan rumah tangga aku, meski dia akan memilih perempuan itu. Yang aku lakuin sekarang adalah diam. Pada akhirnya nanti mereka juga pasti akan tahu siapa aku dan anak-anak ku. Hari itu aku sudah mulai tenang dan menyaksikan pernikahan suamiku dan perempuan itu.

Dan aku melihat suamiku duduk berdua dengan perempuan itu dipelaminan. Ada seseorang yang sudah mengenalku dan suamiku, beliau bertanya padaku.

“ Novi.. kamu gimana? Kenapa suami kamu menikah lagi? Kamu gimana?” dengan spontan orang itu bertanya padaku

“ hmm tidak apa-apa kok buk, saya masih istri sahnya mas Adi. Perempuan itu saja yang tiba-tiba datang… sekarang sih saya bebas sendiri saya bisa tiap hari bersama ibu saya. Nggak apa-apa.” Jawab ku

“ lalu anak-anak kamu..?” tanya ibu itu

“ anak-anak .. mau dibawa suami saya .” jawabku

“ Kasihan kamu, yang sabar ya !” ucap ibu itu

“ Baik bu.. “ jawabku sambil senyum. Waktu itu tiba-tiba suamiku menghampiri ku dan ingin bertanya padaku.

“ Novi.. “ dia memanggilku dengan namaku bukan sebagai istrinya. Rasanya sungguh sakit banget. Tapi aku berusaha baik-baik saja. Dan berkata padanya.

“ Anak-anak udah aku bawa kesini, kalau kamu mau merawat mereka silahkan nggak apa-apa, aku pamit pulang. Tapi izin kan aku pamit pada mereka.” Jawab ku

“ anak-anak, kalian bersama ayah ya, ibu mau pergi kerja, kapan-kapan ibu kesini lagi, baik?” ucapku pada anak-anak.

“ Baik ibu, jangan lama-lama ya perginya. “ jawab anak-anakku. Lalu aku pergi dari tempat itu.

Beberapa minggu kemudian…

Aku datang menemui anak-anak ku, dan ketika aku sampai yang membukakan pintu adalah perempuan itu.

“ Kamu.. ngapain kamu kesini..?” tanya perempuan itu

“ Aku mau ketemu anak-anak aku dan suamiku. “ jawabku

“ Hmmmhf.. ternyata mereka anak-anak kamu, sebenarnya aku dah tau lama, tapi aku memang nggak peduli aja. Sekarang mereka sudah nggak kenal lagi sama kamu, sekarang mereka adalah anak aku dan Adi adalah suami aku.. jadi kamu udah nggak ada urusan lagi, !” jawab perempuan itu

“ Aku masih istri sah nya mas Adi ya.. jadi kamu nggak ber hak bilang seperti itu, sekarang mana anak-anak aku?” jawab ku.

“ Mereka lagi pergi, nggak ada dirumah. Mending kamu pergi aja deh , udah nggak dibutuhkan lagi kamu..!” ucap perempuan itu.

“ Aku tunggu aja deh diruang tamu.” Lalu aku masuk dan duduk diruang tamu. Perempuan itu kesel dan memikirkan sesuatu. aku melihat foto-foto yang ada didinding hanya foto pernikahan suamiku dan perempuan itu dan foto kedua anak ku. Dan ternyata suami ku dan anak-anak tidak pergi melainkan mereka sedang tidur dikamar. Aku melihat karna aku melihat pintu kamar terbuka sedikit. Aku pun terdiam dan pura-pura tidak tau. Lalu aku pamit pulang.

“ okey.. aku pulang. Tapi ingat aku masih istri sah nya mas Adi. Dan kamu hanya istri pura-puranya mas Adi, dia itu cintanya sama aku bukan sama kamu sebenarnya. Dia hanya ingin berbakti saja pada orang tuanya. Ngerti?” jawabku

“ Heh… kalau ngomong jangan asal ya.. udah pergi sana.!” Ucap perempuan itu.

“ iya aku pergi, Assalamualaikum.. perebut suami orang.” Ucapku. Lalu aku langsung pergi pulang. Waktu itu hari sudah mulai petang dan tidak ada taxi lewat, gojek pun tidak ada, hp aku mati, akhirnya jalan kaki. Tapi aku merasa ada yang mengikutiku waktu itu. Aku terus berjalan. Tapi aku merasakan ada yang mengikutiku. Lalu aku tengok kebelakang, ternyata yang mengikutiku perempuan itu dengan membawa kayu dan memukul pundakku, tapi tidak begitu keras karna aku sempat mau berlari, dan perempuan itu mengejarku lagi, dan aku lari sekencang mungkin, dan kayu itu aku lihat dilemparkan ke arah ku tapi tidak mengenai ku, melainkan mengenai pengendara motor di samping ku yang sedang berlaju. Akhirnya pengendara motor itu terjatuh. Perempuan itu pun kaget dan ketakutan. Waktu itu sudah mulai gelap, aku pun tak sanggup untuk berlari dan aku pun terjatuh, pundakku kesakitan karna pukulan tadi. Tiba-tiba polisi datang dan memeriksa pengendara motor itu. Perempuan itu tidak bisa berlari karena ketakutan dan salah satu polisi membawanya untuk dimintai keterangan, dan polisi yang lain mengecek pengendara motor itu ternyata sudah tewas ditempat. Aku pun dibawa ke klinik terdekat untuk dipriksa, aku masih sadar tapi tidak kuat untuk berjalan. Aku pun bertanya pada polisi yang ada disamping ku.

“ Pak. Bagaimana keadaan pengendara itu pak? Dan bagaimana perempuan yang membuat semua ini pak?” tanyaku

“ pengendara itu dan penumpangnya semua tewas, dan perempuan itu sedang berada di kantor polisi dan kami sudah memberi tahu keluarganya.” Jawab polisi

“ Saya boleh ikut kesana pak?” tanya ku

“ Anda kenal dengan perempuan itu..?” tanya polisi

“ iya pak, dia yang merebut keluarga saya dan yang berniat membunuh saya pak tadi.” Jawabku apa adanya

“ Baik. Kita segera kesana, apa kah kamu baik-baik saja? Masih ada yang sakit?” tanya polisi

“ Saya baik-baik saja pak.” Jawab ku.

Beberapa menit kemudian aku dan polisi tiba di kantor polisi dan menemui perempuan itu, dan ternyata suamiku sudah berada disitu.

“ Kamu kok kesini ?” tanya suamiku pada ku

“ Seharusnya aku yang bertanya, kenapa istrimu yang satu ini mau membunuhku dia nggak suka sama aku, apa kamu tau rencana dia ? jawab…. Jawab mas..?” tanyaku marah

“Apa..? dia mau bunuh kamu? Nggak mungkin, buat apa?” tanya suamiku belum percaya

“ Pak polisi aja tau dari CCTV, sebenernya kamu perempuan pembunuh, kamu nggak tahu ya kalau disemua sudut jalan lampu merah ada CCTV? Pinter amat sih kamu sampai nggak tau, kalau mau bunuh aku , dirumah kamu aja tadi nggak ada CCTV jadi kamu nggak bakalan ketahuan seperti ini. Gimana sih.. ” jawab ku

“ Anez… jadi kamu?... kenapa kamu lakuin itu?” tanya suamiku pada perempuan itu. Perempuan itu tidak menjawab satu kata pun. Hanya diam dan diam.

“ Kau ingin aku mati dan ambil suamiku. Iya kan?” tanyaku pada perempuan itu.

Dan akhirnya perempuan itu ditahan. Dan suamiku menyesali semuanya, mertua dan orang tua nya pun sangat kecewa padanya. Aku pun sangat kecewa dengan mertua ku. Aku pun bahkan sulit untuk memaafkannya. Nggak tau kenapa aku nggak bisa. Aku hanya meminta satu hal saja. Kembalikan anak-anak ku padaku. Aku tidak masalah suamiku tak bersamaku, asalkan aku bersama dengan anak-anak ku. #SELESAI#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar