KAU INGIN AKU MATI DAN AMBIL SUAMIKU
23.
Kau ingin aku mati dan ambil suamiku
Masih bersama kisah-kisah mimpi ku ya guys… !
mimpi yang ini sangat menakutkan sekali, dari judulnya saja sudah takut banget.
Nggak tau kenapa ya aku mimpi seperti ini, padahal sebelumnya aku nggak ada pikiran apapun.
Tahu-tahu aku mimpi seperti ini. Mimpinya itu bisa panjang kali lebar guys,
dari awal cerita sampai akhir cerita. Kebayang nggak sih nyenyak banget tidur
aku. berapa jam coba sampai bisa selesaikan satu cerita sampai tamat Haha…
sudah nggak sabar ya..! yuk baca terus kisah aku…!
Dalam kisah ini aku dan keluarga aku, suami dan
anak-anak aku baik-baik saja tidak ada masalah apa pun. Aku mempunyai dua anak
yang masih kecil. Suatu hari aku pergi kerumah mertua aku bersama anak-anak ku
ber tiga. Dan suami aku masih pergi bekerja belum pulang. Setelah sampai
dirumah mertua aku, aku melihat mobil suami aku ada disana aku kira dia pergi
bekerja tapi dia ada disini dirumah orang tuanya. Tapi aku berfikir, mungkin
dia mampir dulu kali ya. Aku pun masuk dalam rumah bersama anak-anakku. Mereka
berlari menuju kakek neneknya. Dan disana aku melihat ada tamu bapak ibu dan
juga seorang perempuan yang duduk di ruang tamu. Aku pikir memang tamu mertua aku. Aku
langsung menyapa mereka dan pergi kebelakang. Dibelakang terlihat suami aku
sedang berjalan dari kamar mandi. Dan dia seperti kaget melihat aku. Aku pun bertanya pada suamiku.
“ Dari mana mas? udah balik kerja ? “ tanya ku
“ Eh.. kok ada disini..?” tanya suamiku seperti
kaget
“ itu anak-anak ngajak main, eh ternyata kamu ada
disini. Eh itu tamu nya bapak ibu siapa sih? Kok aku baru lihat.
“ … emmmm .. itu.. “suamiku seperti takut
menjawabnya.
“ Siapa..? “ tanyaku penasaran. Akan tetapi
suamiku tak menjawabnya. Tiba-tiba anak-anak memanggil ku. Dan kami pun duduk
bersama diruang tamu itu. Mertua aku pun seperti kaget dan merasa tidak nyaman.
Mereka pun juga tidak mengenalkan aku dengan tamu nya itu. Perasaan ku semakin
nggak enak. Ada apa ini. Jantung aku yang tadinya biasa saja kini semakin
berdetak tak karuan. Aku melihat perempuan itu dengan tatapan yang seperti aku
merasa dia tidak suka dengan ku. Tak ada sedikitpun senyuman pada perempuan
itu. Tapi aku berusaha tetap tersenyum pada mereka. Dan beberapa menit
kemudian, bapak dan ibu itu bertanya pada mertua aku.
“ Anak-anak ini siapa?” tanya bpk ibu itu
“ emm .. ini, mereka ponakannya Adi..” jawab ibu
mertua aku.
“ oh.. ponakan..” lucu-lucu ya..” ucap bapak ibu
itu. Dan aku pun kaget mendengar mertuanya menyebut cucu-cucunya adalah ponakan
dari anaknya. Aku menahan air mata dan pura-pura ada telvon dari orang tua aku.
“ hallo ibu.. bentar ya ada telvon. “ aku pun
keluar rumah. Dan duduk didepan rumah.
Dan tiba-tiba suamiku datang menghampiri aku.
“ Syank…. Maafkan aku.” Ucap suamiku dengan
ragu-ragu
“ oh jadi aku dan anak-anak aku dianggap orang
lain disini, apa sih maksudnya, dan kamu juga diam saja?” aku pun tetap menahan
air mata
“ Aku….” Suamiku bingung untuk menjawabnya
“ Oh … aku tau sekarang, ya udah nggak apa-apa,
aku juga bisa kok ekting. Aku mau ajak anak-anak pulang.” Jawabku dengan
bergegas pulang.
“ anak-anak yuk kita pulang nenek sudah
menunggu.. bpk ibu kami pamit pulang dulu ya, maaf belum sempat kenalan dan
ngobrol, buru-buru soalnya, pak dhe bu dhe kami pulang dulu ya,.” Ucap ku
dengan sandiwara yang mungkin mereka inginkan saat itu. Anak-anakpun belum
begitu faham saat itu karna masih terlalu kecil.
Beberapa hari kemudian…
Suamiku selalu pulang larut malam. Aku pun nggak
pernah menanyakan kenapa. Semenjak kejadian waktu dirumah mertua itu aku mulai
tidak nyaman dengan melihat suamiku, dia selalu melihatku dengan penuh kasihan,
tapi aku sudah tak peduli, entah kenapa. Rasanya ingin menangis. Dan tak bisa
berkata apa pun. Mulut ini seperti terkunci, hingga suatu hari aku bertanya
pada suamiku, kenapa semua berubah dan kenapa semua harus terjadi, apa
masalahnya.
“ Aku mau tanya sekali ini saja, sebenarnya apa
yang terjadi, kenapa sekarang sering pulang malam terus. Dan kenapa orang tua
mu tidak mengakui ku dan anak-anak sebagai menantu dan cucunya, kenapa mereka
bilang seperti itu pada bapak ibu dan perempuan yang ada dirumah orang tua mu
waktu itu. Kenapa ? jawab?”
“ ….emm…itu karna…..” suamiku pun bingung untuk
menjawab.
“. Jawab nggak.. kenapa…? Jawaaab aku mohon..!
kenapa diam… jawab, “ aku pun teriak karena suamiku tidak mau menjawabnya
“ karna aku mau menikah dengan perempuan itu..”
suamiku pun akhirnya menjawab.
“ ……..” aku pun terdiam dengan jawaban suamiku.
Dan tak bisa berkata apa-apa.
“ Aku… aku minta maaf, aku nggak bisa menolaknya,
orang tua aku yang minta. Ceritanya panjang…” jawab suamiku.
“ kenapa..? kenapa bisa… anak-anak gimana, mereka
masih kecil belum tau apa-apa. Kamu tega ya, ayah macam apa kamu.?” Aku pun
marah dan masih nggak percaya dengan semua itu.
“ Anak-anak sama aku.” Jawab suamiku singkat
“………………” aku pun terdiam
*****
Beberapa
minggu kemudian….
Suatu pagi aku bangun dari tidurku yang terlihat
aku sudah sendiri disitu, terdengar suara ramai diluar kamarku. Aku keluar
kamar dan ternyata anak-anak masih berada didalam rumah dan bermain bersama
ibuku. Ibu ku melihat ku dengan penuh kasihan. Aku pun berusaha menahan air
mata ini terjatuh. Aku tidak mau anak-anak aku tahu dan aku harus bisa itu. Aku
pun bertanya pada ibuku.
“ Ada apa ibu..?” tanyaku pada ibuku
“ ……………..” ibuku pun terdiam tidak menjawab
“ ibu, ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?”
Aku bertanya lagi pada ibuku, dan akhirnya ibuku menjawab.
“ kamu lihat ada apa di meja itu, tadi ada
seseorang kesini memberikan itu untuk mu.” Jawab ibuku terasa berat. Aku pun
mendatangi dan mengambil yang ada di meja dan melihatnya. Ternyata itu adalah
sebuah undangan pernikahan suamiku dan perempuan itu.
“ Oh… perempuan itu namanya Anez. Aku harus bisa
menahan air mata jangan sampai tau anak-anak. aku kasihan sama mereka.” Aku pun
memanggil ibuku.
“ibuk… ibuk… jadi ini alasan nya buk. Tapi
anak-anak gimana buk, anak-anak mau dibawa ayahnya. Aku nggak pantas ya buk
jadi ibu mereka? Iya buk?” aku pun bertanya pada ibuku sambil menahan air mata.
“…………………….” Ibuku pun tidak bisa menjawabnya.
Sampai hari H pernikahan suamiku dan perempuan
itu. Aku nekat datang mengantar anak-anak pada ayahnya. Aku pun sudah nggak
bisa apa-apa lagi, sudah keinginan mereka untuk seperti itu, mertua saja sudah
nggak mau mengakui ku sebagai menantunya, jadi buat apa dipertahankan. Tapi aku
masih istri sahnya Adi dan belum ada kata pisah. Aku hanya diam dan diam.
Terserah mau dia apa. Tapi aku harus bisa pertahankan rumah tangga aku, meski
dia akan memilih perempuan itu. Yang aku lakuin sekarang adalah diam. Pada
akhirnya nanti mereka juga pasti akan tahu siapa aku dan anak-anak ku. Hari itu
aku sudah mulai tenang dan menyaksikan pernikahan suamiku dan perempuan itu.
Dan aku melihat suamiku duduk berdua dengan
perempuan itu dipelaminan. Ada seseorang yang sudah mengenalku dan suamiku,
beliau bertanya padaku.
“ Novi.. kamu gimana? Kenapa suami kamu menikah
lagi? Kamu gimana?” dengan spontan orang itu bertanya padaku
“ hmm tidak apa-apa kok buk, saya masih istri
sahnya mas Adi. Perempuan itu saja yang tiba-tiba datang… sekarang sih saya
bebas sendiri saya bisa tiap hari bersama ibu saya. Nggak apa-apa.” Jawab ku
“ lalu anak-anak kamu..?” tanya ibu itu
“ anak-anak .. mau dibawa suami saya .” jawabku
“ Kasihan kamu, yang sabar ya !” ucap ibu itu
“ Baik bu.. “ jawabku sambil senyum. Waktu itu
tiba-tiba suamiku menghampiri ku dan ingin bertanya padaku.
“ Novi.. “ dia memanggilku dengan namaku bukan
sebagai istrinya. Rasanya sungguh sakit banget. Tapi aku berusaha baik-baik
saja. Dan berkata padanya.
“ Anak-anak udah aku bawa kesini, kalau kamu mau
merawat mereka silahkan nggak apa-apa, aku pamit pulang. Tapi izin kan aku
pamit pada mereka.” Jawab ku
“ anak-anak, kalian bersama ayah ya, ibu mau
pergi kerja, kapan-kapan ibu kesini lagi, baik?” ucapku pada anak-anak.
“ Baik ibu, jangan lama-lama ya perginya. “ jawab
anak-anakku. Lalu aku pergi dari tempat itu.
Beberapa minggu kemudian…
Aku datang menemui anak-anak ku, dan ketika aku
sampai yang membukakan pintu adalah perempuan itu.
“ Kamu.. ngapain kamu kesini..?” tanya perempuan
itu
“ Aku mau ketemu anak-anak aku dan suamiku. “
jawabku
“ Hmmmhf.. ternyata mereka anak-anak kamu,
sebenarnya aku dah tau lama, tapi aku memang nggak peduli aja. Sekarang mereka
sudah nggak kenal lagi sama kamu, sekarang mereka adalah anak aku dan Adi
adalah suami aku.. jadi kamu udah nggak ada urusan lagi, !” jawab perempuan itu
“ Aku masih istri sah nya mas Adi ya.. jadi kamu
nggak ber hak bilang seperti itu, sekarang mana anak-anak aku?” jawab ku.
“ Mereka lagi pergi, nggak ada dirumah. Mending
kamu pergi aja deh , udah nggak dibutuhkan lagi kamu..!” ucap perempuan itu.
“ Aku tunggu aja deh diruang tamu.” Lalu aku
masuk dan duduk diruang tamu. Perempuan itu kesel dan memikirkan sesuatu. aku
melihat foto-foto yang ada didinding hanya foto pernikahan suamiku dan
perempuan itu dan foto kedua anak ku. Dan ternyata suami ku dan anak-anak tidak
pergi melainkan mereka sedang tidur dikamar. Aku melihat karna aku melihat
pintu kamar terbuka sedikit. Aku pun terdiam dan pura-pura tidak tau. Lalu aku
pamit pulang.
“ okey.. aku pulang. Tapi ingat aku masih istri
sah nya mas Adi. Dan kamu hanya istri pura-puranya mas Adi, dia itu cintanya
sama aku bukan sama kamu sebenarnya. Dia hanya ingin berbakti saja pada orang
tuanya. Ngerti?” jawabku
“ Heh… kalau ngomong jangan asal ya.. udah pergi
sana.!” Ucap perempuan itu.
“ iya aku pergi, Assalamualaikum.. perebut suami
orang.” Ucapku. Lalu aku langsung pergi pulang. Waktu itu hari sudah mulai
petang dan tidak ada taxi lewat, gojek pun tidak ada, hp aku mati, akhirnya
jalan kaki. Tapi aku merasa ada yang mengikutiku waktu itu. Aku terus berjalan.
Tapi aku merasakan ada yang mengikutiku. Lalu aku tengok kebelakang, ternyata
yang mengikutiku perempuan itu dengan membawa kayu dan memukul pundakku, tapi
tidak begitu keras karna aku sempat mau berlari, dan perempuan itu mengejarku
lagi, dan aku lari sekencang mungkin, dan kayu itu aku lihat dilemparkan ke
arah ku tapi tidak mengenai ku, melainkan mengenai pengendara motor di samping
ku yang sedang berlaju. Akhirnya pengendara motor itu terjatuh. Perempuan itu
pun kaget dan ketakutan. Waktu itu sudah mulai gelap, aku pun tak sanggup untuk
berlari dan aku pun terjatuh, pundakku kesakitan karna pukulan tadi. Tiba-tiba
polisi datang dan memeriksa pengendara motor itu. Perempuan itu tidak bisa
berlari karena ketakutan dan salah satu polisi membawanya untuk dimintai
keterangan, dan polisi yang lain mengecek pengendara motor itu ternyata sudah
tewas ditempat. Aku pun dibawa ke klinik terdekat untuk dipriksa, aku masih
sadar tapi tidak kuat untuk berjalan. Aku pun bertanya pada polisi yang ada
disamping ku.
“ Pak. Bagaimana keadaan pengendara itu pak? Dan
bagaimana perempuan yang membuat semua ini pak?” tanyaku
“ pengendara itu dan penumpangnya semua tewas,
dan perempuan itu sedang berada di kantor polisi dan kami sudah memberi tahu
keluarganya.” Jawab polisi
“ Saya boleh ikut kesana pak?” tanya ku
“ Anda kenal dengan perempuan itu..?” tanya
polisi
“ iya pak, dia yang merebut keluarga saya dan
yang berniat membunuh saya pak tadi.” Jawabku apa adanya
“ Baik. Kita segera kesana, apa kah kamu
baik-baik saja? Masih ada yang sakit?” tanya polisi
“ Saya baik-baik saja pak.” Jawab ku.
Beberapa menit kemudian aku dan polisi tiba di
kantor polisi dan menemui perempuan itu, dan ternyata suamiku sudah berada
disitu.
“ Kamu kok kesini ?” tanya suamiku pada ku
“ Seharusnya aku yang bertanya, kenapa istrimu
yang satu ini mau membunuhku dia nggak suka sama aku, apa kamu tau rencana dia
? jawab…. Jawab mas..?” tanyaku marah
“Apa..? dia mau bunuh kamu? Nggak mungkin, buat
apa?” tanya suamiku belum percaya
“ Pak polisi aja tau dari CCTV, sebenernya kamu
perempuan pembunuh, kamu nggak tahu ya kalau disemua sudut jalan lampu merah
ada CCTV? Pinter amat sih kamu sampai nggak tau, kalau mau bunuh aku , dirumah
kamu aja tadi nggak ada CCTV jadi kamu nggak bakalan ketahuan seperti ini.
Gimana sih.. ” jawab ku
“ Anez… jadi kamu?... kenapa kamu lakuin itu?”
tanya suamiku pada perempuan itu. Perempuan itu tidak menjawab satu kata pun.
Hanya diam dan diam.
“ Kau ingin aku mati dan ambil suamiku. Iya kan?”
tanyaku pada perempuan itu.
Dan akhirnya perempuan itu ditahan. Dan suamiku
menyesali semuanya, mertua dan orang tua nya pun sangat kecewa padanya. Aku pun
sangat kecewa dengan mertua ku. Aku pun bahkan sulit untuk memaafkannya. Nggak
tau kenapa aku nggak bisa. Aku hanya meminta satu hal saja. Kembalikan
anak-anak ku padaku. Aku tidak masalah suamiku tak bersamaku, asalkan aku
bersama dengan anak-anak ku. #SELESAI#